:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434322/original/047262500_1764922819-Banjir_Rob_Sampai_JIS.jpeg)
Majalah Jakarta Selatan — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengonfirmasi bahwa banjir rob di wilayah Jakarta Utara masih terus mengalami kenaikan, dan saat ini telah merendam ruas Jalan RE Martadinata di depan Jakarta International Stadium (JIS), Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (5/12/2025). Kejadian ini terjadi akibat kondisi pasang air laut yang semakin tinggi, menyebabkan genangan di sejumlah titik penting, termasuk kawasan pesisir utara Jakarta.
Kasatgas BPBD Korwil Jakarta Utara, Vitus Dwi Indarto, dalam keterangannya menyebutkan bahwa meskipun air laut terus naik, arus lalu lintas di kawasan tersebut masih bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. “Kondisi saat ini, air laut masih terus naik dan masih bisa dilalui kendaraan bermotor,” kata Vitus. Meskipun demikian, ia juga mengingatkan warga dan pengendara untuk waspada karena kondisi ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Pada pukul 08.30 WIB, ketinggian air di Jalan RE Martadinata tercatat sekitar 35 sentimeter (cm), dan dua jam setelahnya, pada pukul 10.00 WIB, ketinggian air di ruas jalan tersebut naik menjadi 40 cm. “Ini merupakan kenaikan yang signifikan dalam waktu singkat, dan kami terus memantau perkembangan lebih lanjut,” tambahnya.
Upaya Penanggulangan Banjir Rob oleh BPBD DKI Jakarta
Sebagai langkah penanggulangan, petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah melakukan upaya penyedotan dengan menggunakan dua unit pompa mobile dan dua unit pompa apung untuk mengurangi volume air yang menggenangi jalanan dan permukiman warga. “Penyedotan ini merupakan salah satu langkah darurat yang kami lakukan untuk mengurangi dampak genangan dan mempercepat proses pengeringan,” ujar Vitus.
BPBD DKI Jakarta juga terus melakukan pengawasan dan peninjauan lokasi terdampak banjir rob di sepanjang pesisir Jakarta Utara, terutama di kawasan-kawasan rawan yang selalu terendam pada musim pasang air laut. “Kami akan terus memantau perkembangan air rob ini, untuk memastikan tidak ada dampak lebih lanjut bagi warga yang tinggal di daerah terdampak,” tambahnya.
Lokasi-Lokasi Terendam Banjir Rob di Jakarta Utara dan Kabupaten Seribu
BPBD DKI Jakarta mencatat bahwa sejumlah lokasi di Kota Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu telah terendam banjir rob pada Jumat siang ini. Di Kelurahan Marunda, satu RT terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 15 cm. Sementara itu, di Kelurahan Pluit, tiga RT terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 30 cm.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, terdapat tiga RT yang juga terdampak genangan air. Di Kelurahan Pulau Panggang, dua RT terendam dengan ketinggian air sekitar 10–15 cm, sementara di Kelurahan Pulau Tidung, satu RT terendam dengan ketinggian sekitar 10 cm.
Dampak Banjir Rob bagi Warga dan Infrastruktur
Banjir rob yang terjadi di kawasan pesisir Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari warga setempat. Selain menyebabkan kerusakan minor pada infrastruktur jalan, genangan juga mengganggu aktivitas perekonomian lokal, terutama di daerah yang mengandalkan perdagangan pasar atau usaha kecil yang terletak di dekat pantai.
“Ini adalah salah satu dampak yang harus dihadapi oleh masyarakat pesisir yang setiap tahunnya sudah terbiasa dengan pasang surut air laut. Namun, dengan peningkatan intensitas curah hujan dan fenomena cuaca ekstrem, situasi ini bisa semakin buruk jika tidak segera ada penanganan jangka panjang,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta, Suwarno.
Sementara itu, warga yang tinggal di kawasan rendah dan dekat dengan pesisir seperti Marunda, Pluit, dan wilayah Kepulauan Seribu harus lebih waspada terhadap kemungkinan kenaikan air yang lebih tinggi dalam beberapa jam ke depan. Hal ini mengingat tingginya curah hujan yang terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya.
Solusi Jangka Panjang untuk Mengurangi Dampak Banjir Rob
Selain upaya darurat yang dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta, ada seruan untuk meningkatkan penanganan jangka panjang terhadap masalah banjir rob yang semakin sering terjadi. Salah satu solusi yang diprioritaskan adalah normalisasi dan pemeliharaan sistem drainase yang ada, serta peningkatan daya tampung air di beberapa titik rawan banjir.
Beberapa inisiatif untuk memperbaiki infrastruktur di sepanjang pantai Jakarta Utara, seperti pembangunan dinding penahan gelombang (wave breaker), serta penerapan sistem pengelolaan air hujan yang lebih baik, juga menjadi langkah penting yang diharapkan dapat mengurangi dampak banjir rob di masa depan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengalokasikan anggaran untuk proyek pembangunan kanal dan polder di kawasan pesisir, guna membantu mengendalikan genangan air yang terus meningkat saat musim hujan atau saat fenomena air pasang.
Pentingnya Edukasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat
BPBD DKI Jakarta juga mengingatkan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir rob. Warga di kawasan pesisir diminta untuk lebih memperhatikan pemberitahuan dini yang diberikan oleh pihak berwenang dan bersiap menghadapi potensi dampak lebih lanjut.
“Kesadaran masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana seperti ini. Kami akan terus memberikan informasi dan mengedukasi warga terkait cara menghadapi bencana banjir rob, termasuk perlunya persiapan dalam hal evakuasi dan perlindungan harta benda,” ujar Vitus.
Penutupan dan Harapan ke Depan
Dengan adanya upaya mitigasi yang terus dilakukan oleh BPBD DKI Jakarta dan instansi terkait, diharapkan dampak banjir rob dapat berkurang dan kehidupan warga dapat kembali normal. Pemerintah juga diharapkan dapat terus memperbaiki dan memperkuat infrastruktur untuk menghadapinya di masa depan.
Kedepannya, penting bagi Pemprov DKI Jakarta untuk menyusun strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi perubahan iklim dan fenomena alam yang semakin sulit diprediksi, agar Jakarta tetap dapat bertahan sebagai kota yang maju dan berkelanjutan di tengah tantangan cuaca ekstrem yang semakin meningkat.


