Viral Warung Epy Kusnandar di Jaksel Diduga Kena Pungli, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya

oleh -10 Dilihat
oleh

Polisi Bantah Isu Pungli di Warung Milik Epy Kusnandar dan Karina Ranau, Sebut Hanya Kesalahpahaman Dua Tukang Parkir

Diduga jadi Korban Pungli, Warung Epy Kusnandar Preman Pensiun Dipalak -  PojokBanua.com

Majalah Jakarta Selatan – Kepolisian Sektor (Polsek) Pancoran membantah kabar dugaan pungutan liar (pungli) di warung makan milik pasangan artis Epy Kusnandar, yang dikenal lewat perannya sebagai Kang Mus dalam sinetron “Preman Pensiun”, dan sang istri Karina Ranau. Insiden yang sempat viral di media sosial itu terjadi di kawasan Jalan Haji Samali, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu (19/10) malam.

Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, menegaskan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan kejadian tersebut bukan tindakan pungli atau pemalakan, melainkan keributan kecil akibat salah paham antara dua tukang parkir dan pemilik warung.

“Bukan pungli. Setelah kami mintai keterangan dari saksi dan pihak terkait, ternyata faktor utamanya hanya soal makanan,” ujar Kompol Mansur kepada wartawan, Senin (20/10/2025).

Menurut keterangan kepolisian, peristiwa berawal ketika dua pria yang diketahui sering bekerja sebagai tukang parkir di sekitar lokasi datang ke warung Karina Ranau saat warung sudah hampir tutup. Kedua pria itu dalam keadaan setengah mabuk dan langsung meminta makanan secara gratis kepada penjaga warung. Namun, karena persediaan makanan di dapur sudah habis, permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi.

Penolakan itu memicu ketidaksenangan dari kedua pria tersebut, yang kemudian terlibat adu mulut dengan Karina. Suasana sempat memanas karena salah satu dari mereka berbicara dengan nada tinggi, membuat warga sekitar ikut menengahi agar keributan tidak berlanjut.

“Itu tukang parkir yang biasa nongkrong di situ. Saat mau tutup, makanan sudah habis. Mereka minta tapi tidak dikasih, lalu tidak terima dan bicara dengan nada tinggi. Akhirnya terjadi percekcokan mulut,” jelas Kapolsek Mansur.

Keributan tersebut sempat direkam oleh salah satu pengunjung menggunakan kamera ponsel, dan videonya menyebar luas di berbagai platform media sosial. Beberapa warganet yang melihat video itu sempat menduga bahwa kejadian tersebut merupakan aksi pungutan liar terhadap pemilik warung.

Namun, setelah dilakukan klarifikasi oleh pihak kepolisian, dugaan pungli itu terbantahkan. Tidak ditemukan indikasi adanya unsur pemerasan, pemalakan, atau permintaan uang secara paksa dalam kejadian itu. Polisi juga menegaskan bahwa kedua pria yang terlibat tidak memiliki rekam jejak kriminal sebelumnya, dan keduanya telah diberi pembinaan oleh aparat setempat.

“Kami sudah berikan pembinaan dan peringatan kepada dua orang itu. Mereka mengaku menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” tambah Kompol Mansur.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar di media sosial tanpa verifikasi. Kapolsek menegaskan bahwa timnya telah memeriksa lokasi kejadian, memanggil saksi-saksi, serta mengamankan situasi agar tidak berkembang menjadi isu liar di masyarakat.

Sementara itu, Karina Ranau dalam unggahan di akun media sosialnya menyampaikan bahwa dirinya bersyukur situasi dapat segera ditangani oleh pihak kepolisian. Ia juga meminta agar masyarakat tidak membesar-besarkan kejadian tersebut.

“Alhamdulillah, semua sudah selesai dengan baik. Tidak ada pungli atau pemalakan seperti yang ramai di medsos. Hanya salah paham kecil saja,” tulis Karina dalam keterangannya.

Hingga Senin malam (20/10), aktivitas di warung milik Epy Kusnandar dan Karina Ranau sudah kembali normal. Sejumlah warga yang biasa makan di tempat tersebut mengaku senang karena situasi aman dan kondusif.

“Saya sering makan di sini, orangnya baik-baik. Waktu lihat video itu sempat kaget, tapi ternyata cuma salah paham,” ujar Andri, salah satu pelanggan tetap warung tersebut.

Dengan demikian, kepolisian menegaskan bahwa tidak ada indikasi tindak pidana pungli dalam peristiwa itu. Kejadian tersebut murni kesalahpahaman akibat komunikasi yang kurang baik antara warga dan pemilik usaha.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.